May 20, 2011

Apa di sebalik pintu itu?


Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah.
Dia juga menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya, dia tidak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya dia hanya tersenyum dan menjawab,
"Insya Allah yang penting hati dulu yang berjilbab."

Sudah banyak orang menanyakan mau pun menasihatinya. Tapi jawapannya tetap sama.

Hingga di suatu malam, dia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. 
Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Dia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas di pinggir taman. Semilir angin pun dia rasakan di sela-sela jarinya.

Ia tak sendiri.
Ada beberapa wanita di situ yang terlihat juga menikmati keindahan taman. Dia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.

"Assalamu'alaikum, saudariku...."

"Wa'alaikum salam. Selamat datang saudariku."

"Terima kasih. Apakah ini syurga?"

Wanita itu tersenyum,
"Tentu saja bukan, saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga."

"Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya syurga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini."

Wanita itu tersenyum lagi,
"Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku?"

"Aku selalu menjaga waktu shalat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah."

"Alhamdulillah.."

Tiba-tiba jauh di ujung taman dia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka.
Dan dia melihat beberapa wanita yang berada di Taman mulai memasukinya satu-persatu.

"Ayuh kita ikuti mereka", kata wanita itu setengah berlari.

"Apa di sebalik pintu itu?", katanya sambil mengikuti wanita itu.

"Tentu saja syurga saudariku", larinya semakin cepat.

"Tunggu..tunggu aku.."

Dia berlari namun tetap tertinggal.
Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenym kepadanya. Dia tetap tak mampu mengejarnya meski dia sudah berlari. Dia lalu berteriak,
"Amalan apa yang telah kau lakukan hingga engkau begitu ringan?"

"Sama dengan engkau saudariku.", jawab wanita itu sambil tersenyum.

Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, dia berteriak pada wanita itu,
"Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan?"

Wanita itu menatapnya dan tersenyum. Lalu berkata,
"Apakah kau tidak memperhatikan dirimu, apa yang membedakan dengan diriku?"

Dia sudah kehabisan nafas, tak mampu lagi menjawab.

"Apakah kau mengira Rabbmu akan mengizinkanmu masuk ke SyurgaNya tanpa jilbab menutup auratmu?"

Tubuh wanita itu telah melewati pintu.
Tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata,
"Sungguh sangat sayang amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki syurga ini untuk dirimu. Cukuplah syurga hanya sampai kepada hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati."

Dia tertegun...

Lalu terbangun.. beristighfar lalu mengambil air wudhu. Dia tunaikan shalat malam. Menangis dan menyesali perkataanya dulu.. berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya..

[sumber]

May 2, 2011

Kesenangan satu ujian juga..

  
Assalamualaikum wbt..

Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang kerana aku masih lagi bernyawa di dunia ini sambil memerhatikan keindahan alam ciptaanNya walaupun masa yang diberikan 24 jam sehari dirasakan tidak cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas harian. Masa yang tidak cukup atau kita yang tidak mencukupkan masa.?
 
Rindu. Rindu berkongsi pendapat dan sedikit ilmu yang diperolehi dengan kenalan di sini.
  
Lagi rindu. Lagi rindu kepada Sang Kekasih. Kehidupan sehari-hari semakin dirasakan selesa sehingga mungkin keselesaan itu berjaya menjarakkan diriku denganNya. Benar kata mereka, keselesaan juga satu dugaan. 
   
Bicara kenalanku, "Allah tak sayang akak ke.? Sebab hidup akak sekarang ok je, tak ada masalah and dugaan. Orang cakap Allah bagi hambaNya dugaan tanda Dia sayang dia. Tapi kenapa Allah tak kasi akak dugaan.? Allah tak sayang akak ke.?"
 
Jawapannya di situ, tertulis beribu tahun dahulu, di situ, di dalam Buku kita,


"Tiap-tiap diri akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu semua akan dikembalikan."
[21 : 35]